Minggu, 30 Juni 2013


Emotion yang berarti emosi adalah sebuah bentuk pengungkapan jiwa. Bermain musik dapat dikatakan sebuah pengungkapan jiwa dari karakter yang memainkannya. Seiring perkembangan jaman menghadirkan sebuah bentuk perpaduan dari aliran musik dan menciptakan sesuatu aliran atau trend bermain musik yang baru dan dikatakan oleh media sebagai Musik EMO... 
Diartikan dari akronim Emotional. Sebagian orang mengatakan Musik EMO sebagai perpaduan dari permainan musik Hardcore dan Punk. Penamaan Musik EMO sendiri diberikan oleh kalangan media dan bisa jadi musik EMO sedang trend2nya saat ini.
Ketika itu emotional-pun datang untuk mencari tahu karakter musik EMO itu seperti apa ? Pada kesempatan ini Alone at last sebuah band dari Bandung yang lagi hangat-hangatnya dikalangan pemusik EMO akan menjelaskan keberadaan Musik EMO itu.

Guruh : Sejarah Alone at last ? Dari komunitas atau teman main ?
Alone at last : Awalnya dari menghidupkan sebuah Band bernama Halte yang hingga sekarang Halte-pun gak jelas. Bahe (gitaris) yang gak bisa diam untuk terus bermain band. Iseng - iseng mencoba membuat Band baru dengan mengajak teman-teman lama dan membawakan lagu-lagu Band lain pada awalnya.
 
Guruh : Resmi terbentuk ?
Alone at last : Kita gak tahu kapan resminya yang pasti ketika acara Free at last. Itu adalah manggung pertama kalinya Alone at last pada Tahun 2003.
Guruh : Mengapa dan dari segi mana Alone at last memainkan musik EMO ? Apakah memainkan musik EMO menjadi kepuasan ? Atau sekedar trend bermain musik saat ini ?

Alone at last : Sebenarnya dari semua personil tidak ada yang terlalu berbasic pada EMO banget. Yang ada mungkin terbentuk dari influence2 dari tiap personil yang akhirnya membentuk karakter Alone at last itu sendiri. Mungkin kita lebih tertarik untuk dikatakan Post Hardcore dibandingkan EMO dari segi influence.
Guruh : Apakah kalian tidak takut pada akhirnya musik EMO yang kalian mainkan akan menjadi sebuah musik yang bisa dikatakan sebagai musik trend musiman pada saat ini saja ?
Alone at last : Kita akan tetap buktikan jika pada waktunya EMO sudah tidak musim, kita akan tetap exist dan bertahan bermain di musik kita yang dikatakan orang maupun media massa Musik EMO.
Guruh : Jika sewaktu-waktu ada tawaran dari Major label ?
Alone at last : Sudah pernah itu pada akhir Tahun 2003. Ceritanya dipanggil pada salah satu Major dan ternyata Perusahaan yang menawarkannya itu merupakan anak perusahaannya lagi dari Major yang besarnya. Dan kita berpikir jika kita masuk maka akan menjadi band yang "ke-nomer berapanya". Pada pertengahan jalannya ketika kita sedang semangat2nya membuat lagu baru lagi permintaan Major tersebut terjadi something wrong. Akhirnya kami tidak jadi. Dari situnya kita lebih termotivasi lagi ya udahlah lebih baik nggarap sendiri aja.

Guruh : Ketika Culture EMO pada waktunya tidak ramai lagi ?
Alone at last : Meskipun pada kelak sewaktu harinya nih yah... Yang akan menentukan culture Musik EMO itu sendiri adalah media massa yang ng-gedein. Fenomena musik EMO itu sendiri mau dibawa kemana oleh media massa ini... mau dijadiin trend ? atau hanya menjadi sebuah bahan pemberitaan ? Kita hanya sebagai media informasi media ke masyarakat. Jadi semuanya ter-eksploitasi oleh media dalam artian media yang menghidupkan dan media pula yang akan menjatuhkan. Ada media yang hanya mencari keuntungan saja atau benar2 mendukung band2 yang belum memiliki nama.

Guruh : Mengapa pengen ke Major ?
Alone at last : Gak bisa dipungkiri, major dalam segi manajemen lebih bagus. Banyak label indie yang masih dipertanyakan ? mana royalti kami ? Banyak bermasalah. Kalau diperhatikan hanya ada satu-dua Indie label yang bagus.

Guruh : Kan telah banyak juga Indie2 label yang mempunyai manajemen yang bagus dan jalur disribusi sampai nusantara ?
Alone at last : Saat ini kita di indie tetapi kita percayakan distribusi oleh satu perusahaan yang mungkin tidak disebut indie lagi kelasnya.
Guruh : Promo untuk Event yang diberikan oleh Labelnya ?
Alone at last : Kita tidak dapat promo untuk event, itu kita cari sendiri. Intinya kita lebih memilih perasaan kekeluargaan dan kita tahu diri karena label kita sudah mau melakukan dan menanggung semuanya proses hingga keluarnya album kita, selain itu banyak pembelajaran yang kita dapatkan menjadi tahu, dari rekaman, produksi hingga ke release album.
Guruh : Kenapa untuk distribusi tertarik pada perusahaan tersebut ? Apa karena ada faktor kedekatan ?
Alone at last : Sebenarnya dibilang kenal sebelumnya iya, tetapi kita memantau melihat sendiri jalur distribusinya.

Biodata Dochi sadega

Alditsa Sadega


Raden Mas Alditsa Sadega Kusumodipuro atau Alditsa Sadega yang populer dengan nama Dochi (lahir di YogyakartaDI Yogyakarta26 Desember 1985; umur 27 tahun) adalah vokalis dan bassis asal Indonesia. Dochi mengawali karirnya sebagai gitaris di The Side Project. Dochi juga sempat menjadi additional gitaris Killing Me Inside. Dan pada tahun 2007, Dochi membentuk Pee Wee Gaskins, sebuah band bergenre Pop Punkasal Jakarta. Awalnya Dochi mandapat posisi sebagai Vokalis dan Gitaris, namun pada album ketiga mereka, Dochi didaulat menjadi Bassist dan Vokalis, bertukar posisi dengan Eye (Harry Pramahardhika) yang kini menjadi gitaris. Saat ini Dochi telah mendirikan sebuah clothing dengan gaya unik yang bernama Sunday Sunday dan Rumah Makan "HOMERIBS".

Kenapa dipanggil dochi?
Dari nama lengkapnya ko ga ada Dochi nya ya?
Jadi gini ceritanya, Dochi merupakan singkatan dari (DO-CHI) = DOkter CHInta. Dan kenapa pake Chi ga Ci aja? Itu si hanya sebagai variasi aja biar keren. Dan kenapa dokter cinta? Karena dulu semasa SMP banyak temen-temennya yang curhat ke dia, dan katanya Dochi suka memberikan solusi yang paling aneh tapi paling ngena. Hihi lucu yah......?

Dochi yang ingin selalu privasinya misterius ini juga punya gaya berpenampilan yang keren, tidak heran jika saat ini banyak remaja-remaja mengikuti style-nya, baik dari berpakaian, gaya rambut, dan aksesoris lainnya. Dochi bisa dikatakan sebagai trend center remaja-remaja saat ini dalam hal penampilan.

Selain itu, Dochi memiliki kegigihan dan kepercayaan diri yang kuat meskipun agak cuek bebek hehe. Hal itu telah dibuktikan dengan berdirinya band Pee Wee Gaskins.

Tattoo Dochi

Kakak dari Alexandra Molly ini juga memiliki beberapa tattoo di bagian tubuhnya. Meskipun bertattoo, Dochi tidak terkesan premanisme ataupun urakan.

Tattoo-tattoo Dochi juga ga asal tattoo loh? Masing-masing punya filosofinya.


Dibuat pada tahun 2009. Tattoo bergambar bom waktu yang menunjukan angka 00:01 (melambangkan 1 detik lagi akan meledak). Memiliki arti bahwa hati manusia layaknya bom waktu yang sewaktu-waktu bisa meledak kapan saja. Selanjutnya, gambar hati yang terbuat dari kaca, melambangkan bahwa hati itu rapuh. Dan tattoo bertuliskan “Windfall” di dada sebelah kiri merupakan nama toko dimana dochi membuat tattoo.


Saat proses penghilangan warna tattoo

Next, foto ini dibuat pada tahun 2010. Menggambarkan diamond “berlian” yang kita tahu sendiri bahwa berlian merupakan benda yang sangat kuat dan hanya bisa hancur atau pecah oleh berlian sesama berlian. Maka menurut Dochi, satu-satunya yang bisa menghancurkannya adalah dirinya sendiri. Namun di tahun 2011 tattoo tersebut sudah dihapus karena perintah dari ibunya. Dochi berbakti juga ya? Saluuuuttt!

Dan terakhir dibuat pada tahun 2010. Menggambarkan ikan koi yang menurut kepercayaan merupakan ikan pembawa keberuntungan. Dan dochi juga berharap dalam hidupnya senantiasa diberikan keberuntungan.

vierra




Vierratale (dulunya Vierra) merupakan sebuah grup band musik asal JakartaIndonesia yang dibentuk pada November 2008. Band ini beranggotakan 4 orang yaitu Kevin Aprilio (piano/keyboard), Widy Soediro Nichlany (vokal), Raka Cyril Damar (gitar), dan Satryanda Wijanarko(drum). Pada saat tampil mereka menggunakan bantuan seorang bassist tambahan bernama Deryansha Azhary. Genre musik Vierra dapat dikategorikan sebagai powerpop[2] dan pop rock[1]. Sampai saat ini mereka telah merilis 2 buah album yaitu My First Love (2009). dan Love, Love and Love (2011).
Bagi para penggemar Vierra, mereka memiliki sebuah komunitas fans club bernama Vierrania yang dibentuk pada Maret 2009.

2008: Formasi[sunting]

Sejarah[sunting]

Pertemanan keempat personel Vierra bearawal dari pertemuan mereka di situs jejaring sosial Friendster.[3] Pada awalnya, Kevin berniat mengajak Tryan yang sudah ia kenal lebih dulu untuk membentuk sebuah band. Tryan kemudian mengenalkan Kevin kepada Raka untuk mengisi posisi gitar. Setelah itu mereka bertiga sepakat untuk membentuk sebuah band. Lalu, masih didalam Friendster, Raka memperkenalkan Widy kepada Kevin dan Tryan untuk mengisi posisi sebagai vokalis. Kevin yang merasa karakter vokal Widy cocok dengan konsep musiknya, lalu menerimanya sebagai vokalis.[4]
Pada awalnya Kevin mengusulkan nama "Andante" sebgai nama band mereka. Namun merasa kurang cocok dengan nama tersebut, Tryan lalu mengajukan nama "Vierra" yang berarti "empat".[4] Vierra pun resmi terbentuk pada bulan November 2008

2009: My First Love[sunting]

Pada akhir Februari 2009, Vierra merilis album perdana mereka berjudul My First Love. Kevin mengatakan judul My First Love cukup menggambarkan bahwa "album ini memang benar-benar seperti remaja yang pertama kali jatuh cinta. Begitu polos." [5]
Sebagai single pertama, mereka merilis "Dengarkan Curhatku" pada Maret 2009. "Dengarkan Curahtku" dengan cukup cepat berhasil menduduki peringkat 5 besar di chart DahsyatMTV AmpuhDerings, dan Inbox. Hal ini membuat nama Vierra langsung melambung di industri musik major Indonesia. Setelah Dengarkan Curhatku, Vierra juga merilis 5 lagu lain sebagai single yaitu: BersamamuPerihRasa IniJadi Yang Kuinginkan, danSeandainya.
Pada bulan Juli 2010, Vierra mengadakan sebuah kuis berjudul Seandainya Aku Liburan Bareng Vierra Ke Bali dengan hadiah berkunjung ke Bali bersama Vierra dan untuk menyumbangkan suara ke dalam beberapa lagu terbaru Vierra dalam album kedua mereka.[6]
My First Love selain berhasil melambungkan nama Vierra, juga berhasil mencapai angka penjualan RBT sebanyak 9 juta dan mendapatkan penghargaan multiplatinum.[7]

2011: Love, Love & Love[sunting]

Setelah menuai kesuksesan album perdana mereka, Vierra resmi merilis album kedua mereka berjudul Love, Love and Love pada 14 Februari 2011 memanfaatkan momentum valentine. Pada album ini terlihat sedikit perbedaan dari segi lirik, dimana setiap lagu dalam album ini merupakan pengalaman setiap personel Vierra dan setiap lagunya sedikit terdengar lebih dewasa.[7]
Dari album ini Vierra telah merilis 3 buah single yaitu TakutTerlalu Lama dan Kesepian

Penggantian Nama Vierra Menjadi Vierratale[sunting]

Pada tanggal 8 Februari 2013, band ini telah mengumumkan nama baru mereka, yaitu Vierratale. Nama Vierratale sendiri diambil dari Fairytale yang berarti dongeng.
Rocket Rockers lahir pada tahun 1998 dengan nama awal Immorality President (Firman guitar/voc, Aska guitar/voc, Bisma bass/voc, Doni drums), namun nama itu hanya berjalan sekitar 1 tahun saja, karena vokalis yang pertama keluar karena satu dan lain hal. Sehingga pada tahun 1999 para personelnya masih mencari vokalis, dan akhirnya mereka mendapatkan seseorang yang bernama Ucay yang baru saja keluar dari band skate rock terdahulunya New Kicks On The Board. Setelah Ucay masuk, nama Immorality President berubah menjadi Rocket Rockers dengan pertimbangan membuat image baru yang lebih fresh. Terciptalah Rocket Rockersdengan formasi awal: (Aska guitar/voc, Ucay vocal, Bisma bass/voc, Doni drums).
Rocket Band
Dengan formasi 4 personel, Rocket Rockers memulai dari bawah. Menjadi band seleksian untuk mendapatkan panggung, menjadi bagian paling memorable, dimana mereka merasakan jerih payah sulitnya mendapatkan panggung di kota sendiri (Bandung). Berbagai penolakan dari acara-acara yang dimasuki menjadi cambuk bagi mereka untuk terus keep on the line dan tidak mengikuti trend musik yang sedang hype waktu itu, karena musik yang Rocket Rockers bawakan masih jarang bergema di panggung-panggung bawah tanah dan pensi-pensi. Sampai akhirnya mereka membutuhkan 1 lagi personil untuk mengisi posisi guitar agar lebih harmoni. Lalu masuk Lope mengisi posisi rhythm.
Dengan formasi berlima, merekapun mulai dikenal di berbagai acara kampus, pensi dan underground (walau Rocket Rockers tidak mengklaim diri sebagai band underground, karena mereka hanya ingin bermain musik, that’s it ). Namun mereka sangat dekat sekali dengan semua komunitas/scene independent dikotanya maupun diluar kota, sehingga banyak link yang mensupport propaganda mereka. Salah satunya dengan masuknya Rocket Rockers ke kompilasi-kompilasi seperti Fallen Angel, Still Punx, Still Sucks!, No Place To Get Fun, Bad Tunes And Some Ordinary Things, Ripple (Demo) #8, New Generation Calling, Hati Keccil (vcd bmx). Rocket Rockers juga sempat menjadi salah satu band pembuka Skin Of Tears (band punkrock asal Jerman) di Dago Tea House Bandung.
Sampai akhirnya pada tahun 2001 ketika mereka main di acara Bazzar SMU Taruna Bakti Bandung, aksi panggung mereka dilirik oleh Robin Malau (mantan gitaris band hardcore legendaris: Puppen). Robin pada waktu itu menawarkan Rocket Rockers untuk menjadi band perwakilan Volcom, karena Puppen yang pada saat itu disponsori oleh Volcom Indonesia akan bubar jalan. Kontan mereka cukup shock dengan penawaran tersebut, karena tidak menyangka sama sekali. Jalan sudah terbuka, dan mereka berpikir inilah saatnya untuk maju ke level berikutnya. Rocket Rockers-pun mulai dikenal di komunitas skateboard seiring seringnya mereka main di acara skateboarding seperti acara Volcom itu sendiri, kejuaraan Indonesia Skateboard Association (ISA), dll. Hampir sekitar 6 bulan jalan dengan di-endorse oleh Volcom, akhirnya Rocket Rockers resmi kontrak dengan Volcom Indonesia pada tanggal 1 Juni 2002. Belum sebulan setelah resmi kontrak dengan Volcom, Rocket Rockers juga mendapat kontrak sponsor dari produk kacamata skate/surf Electric sunglasses.
Pada bulan Agustus 2002 akhirnya Rocket Rockers mengeluarkan album pertamanya yang bertitle "Soundtrack For Your Life" dibawah label indie Off The Records. Album "Soundtrack For Your Life" cukup mendapatkan respon yang luar biasa dari berbagai kalangan. Sampai suatu saat, single lagu "Finishkan" menjadi No.1 beberapa minggu di chart indie Radio Prambors. Berbagai media masa cetakpun memprediksikan Rocket Rockers menjadi "The Next Big Thing" (Hard Act To Follow Next Year) bersama Superman Is Dead, The White Stripes, The Hives dan The Vines –Majalah HAI No.45 11 Nov 2002-. Juga beberapa media massa seperti Boardriders, Ripple Magazine, Pause Magazine, Gadis, Kawanku, Pikiran Rakyat, dll mulai banyak mengulas Rocket Rockers. Untuk video clip, Rocket Rockers memilih single "Tergila" garapan Cerrahati dan sudah tayang di MTV. Pensi-pensi sampai acara independent-pun banyak mengundang Rocket Rockers untuk menjadi bagian dari acara. Sampai akhirnya gaung Rocket Rockers mulai merambah ke luar kota dan pulau. Sebutlah Jakarta, Bekasi, Subang, Pandeglang, Surabaya, Yogyakarta, Semarang, sudah dilalui dan undangan dari Medan, Bali, Balikpapan, Ujung Pandang, Singapore terus meramaikan e-mail dan guestbook di website. Melihat demand yang semakin tinggi terhadap Rocket Rockers, membuat mereka harus menjalankan band dengan profesional, sampai akhirnya bergabung dengan Soda Music Development bersama Burgerkill. Tata management yang rapih dan profesional sudah dilaksanakan Rocket Rockers untuk berbagai kepentingan seperti negosiasi acara, masuk kompilasi, soundtrack, merchandise, sponsorship sampai website.
Setelah album pertama sukses di pasaran hingga mencapai angka 10.000 copy lebih, bulan Agustus 2003 Rocket Rockers habis kontrak dengan Off The Records. Namun sayang, Off The Records tidak dapat memenuhi kewajibannya kepada Rocket Rockers, malah semakin mis-komunikasi. Lalu di akhir 2003, Doni (drummer) resmi mengundurkan diri dari Rocket Rockers untuk menyelesaikan studi-nya. Posisi drum lalu di ganti oleh Ozom (Khrisna) dan menjadi personel tetap. Ozom sempat juga aktif membantu di beberapa band seperti Killed By Butterfly, Authority, Marvel, LBL, dll. Dengan modal seadanya akhirnya Rocket Rockers membuat 5 lagu demo live untuk merilis E.P mereka sendiri dengan records sendiri. Namun tanpa di duga, akhir tahun 2003 Sony Music memberikan tawaran untuk merilis album. Rocket Rockers akhirnya resmi kontrak 6 album dengan Sony Music. Sampai akhirnya keluarlah album ke 2 mereka yang ber-title "Ras Bebas" berisikan 15 lagu. Informasi terakhir, website Rocket Rockers juga sudah masuk ke dalam punkrock.org bersama band-band international lainnya.
Discografi:
1. Still Punx Still Sucks ( Melodic Punk Compilation ) –My Own Deck/Ryan’s Records- Cassette
2. Fallen Angel Magazine + Demo –CD & Cassette
3. No Place To Get Fun ( Compilation ) –No Label Records-
4. Bad Tunes and Some Ordinary Things ( Melodic Punk Compilation ) –My Own Deck- CD
5. Ripple Magazine #8 + Demo Cassette
6. Hatikeccil (vcd bmx)
7. Rocket Rockers "Soundtrack For Your Life" –Off The Records- Cassette
8. New Generation Calling ( Compilation ) –Spills Records- Cassette
9. Rocket Rockers "Ras Bebas" –Sony Music- CD/Cassette
Gimana ya kabar sekarang Tentang Band ini ayo anak Band terus berkarya
Belilah Kaset CD yg Orijinal

Pee Wee Gaskins adalah grup musik asal Jakarta yang resmi terbentuk pada tahun 2007. Hingga saat ini, formasi Pee Wee Gaskins yang belum mengalami perubahan mayor terdiri atas Dochi, Sansan, Omo, Aldy, dan Ai. Hingga saat ini mereka telah merilis 3 album, yaitu Stories from Our High School Years (2008), The Sophomore (2009), dan Ad Astra Per Aspera (2010). Para penggemar band ini biasa disebut Party Dork, Dorkzilla, maupun Tatiana.[1] Namun, mereka juga dibenci oleh sebagian orang yang disebut Anti Pee Wee Gaskins, atau sering disingkat APWG, atas alasan yang tidak jelas.[1][2] Nama Pee Wee Gaskins sendiri berasal dari nama julukan seorang pembunuh berantai asal Amerika Serikat, Donald Henry Gaskins.[3][4][5] Awalnya Dochi dan Sansan menginginkan nama yang terkesan kejam dan memutuskan untuk mencari nama pembunuh berantai.[1] Merekapun menemukan nama 'Pee Wee Gaskins' dan menganggap nama tersebut lucu dari luar tetapi menyimpan sisi kejam di dalamnya.[6


MUSIK DAN FESHION
Musik
Pop punk






NAMA : uukmusik | Feshion